Bikin Nata de Coco dari bahan Pupuk? Fakta atau Kecerobohan?
“Terbongkar, Produksi Nata de Coco Pakai Bahan Pupuk”.
Ya, itulah judul berita Bombastis yang dibuat media Kompas TV dot com yang dibagikan link-nya oleh teman alumni. Isi beritanya menyatakan bahwa sebuah industri Nata de Coco di Majalengka digerebek Polisi lantaran menggunakan Pupuk ZA dalam proses produksinya. Untuk ukuran media sekelas Kompas mengeluarkan liputan berita dengan judul tersebut jelas terkesan sangat Bombastis namun justru terkesan sangat Ceroboh dan bisa dibilang sebuah Kebodohan dan Pembodohan. Alasan yang mereka sampaikan karena produsen menggunakan pupuk ZA sebagai bahan pembuatan Nata de Coco.
Kenapa bisa dikatakan demikian ceroboh? Berikut alasannya:
- Kejadian serupa pernah terjadi diwilayah Jogjakarta dan sudah dinyatakan “Clear” karena memang proses pembuatan Nata yang sebelumnya dianggap “Salah” tersebut bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dari tinjauan teknologi pangan. Jadi entah oknum penegak hukumnya yang tidak tahu atau oknum wartawan yang sengaja bikin berita yang bombastis yang sifatnya “WOW” tanpa memikirkan resiko dapat meresahkan masyarakat? atau sengaja mencari kesalahan yang tidak perlu? ini yang perlu di dalami
- Adapun dari sisi ilmiah, banyak penegak hukum yang tidak memahami dengan benar bagaimana proses pembuatan dan terjadinya/ terbentuknya Nata de Coco. Mereka tahunya Nata de Coco itu makanan, kok bahannya pupuk ZA yang biasa dipakai untuk tanaman, jadi seolah olah Nata dihasilkan dari sintesis bahan kimia pupuk ZA tersebut, padahal tidak demikian. Padahal yang benar adalah (secara singkat) Nata de Coco merupakan produk dari mikroba yang ditumbuhkan di campuran air kelapa dan gula pasir atau gula cair sebagai sumber gula/carbon yang ditambahkan sedikit Amonium sebagai sumber nitrogen, ditambah dengan asam asetat untuk menciptakan suasana asam sehingga tercipta kondisi optimum untuk mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Adapun Senyawa amonium itu bisa bersumber dari Urea atau pupuk ZA. Jadi dalam hal ini bahan pupuk bukan untuk sintesis Nata de Coco secara langsung, tapi sebagai bahan untuk “Menghidupi” bakteri penghasil Nata. Analoginya jika ini dianggap salah, maka seharusnya Petani yang menggunakan Pupuk kimia harusnya semua juga harus ditangkap, bahkan penggunaan pestisida kimia pun masih diperbolehkan, kenapa dalam produksi Nata de Coco tidak boleh? Padahal penggunaan Pupuk ZA dalam produksi Nata berfungsi sebagai penyedia Nitrogen sebagai makanan bagi bakteri.
- Lantas Diskusi di Group Alumni berkembang dengan pertanyaan yang bisa jadi mewakili sebagianpendapat masyarakat awam dalam hal produksi Nata. Diskusinya sbb “Nitrogen kan banyak di udara, kenapa tidak dibiarkan saja Bakteri Acetobacter xylinum -nya mengambil Nitrogen dari udara bebas? Jawabannya: Sebagaimana oksigen juga banyak terdapat di udara dan di dalam air, kenapa masih ada orang atau hewan yang mati tenggelam karena kehabisan oksigen? Secara ilmiah tidak semua bakteri mampu mengikat Nitrogen dari udara secara langsung, maka dari itu perlu disediakan Nitrogen dalam bentuk senyawa Amonium yang di pasaran beredar dengan merk dagang Urea ataupun ZA sebagai bahan makanannya.
- Demikianlah penjelasan singkat mengenai penggunaan Urea dan ZA dalam proses produksi Nata de Coco, bukan sebagai bahan baku sintesis Nata, tetapi sebagai bahan untuk menumbuhkan bakteri Acetobacter xylinum sebagai penghasil Nata. Semoga dapat dipahami. Terima kasih.